Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Wali Kota Bekasi: Lebih Baik Kepala Saya Ditembak Daripada Harus Cabut IMB Gereja

Rahmat Effendi menegaskan komitmennya untuk memastikan seluruh warga kota Bekasi memperoleh hak kebebasan berkeyakinan dan beragama. Menurut Rahmat Effendi WaliKota kota Bekasi itu, kota Bekasi mempunyai daya tarik tersendiri karena masyarakatnya yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda.

Karena itu, keberagaman yang ada harus selalu dijaga sebagai salah satu aset dalam pembangunan kota bekasi.

Rahmat Effendi mengatakan Bekasi ialah kota yang heterogen, tentunya mempunyai daya tarik tersendiri. Laju pertumbuhan kota Bekasi juga menjadi cukup baik. Kearifan lokal dan keberagaman ialah aset untuk membangun suatu daerah

Rahmat Effendi juga mengatakan merangkul semua kepercayaan ialah penting untuk membangun kota Bekasi.
Rahmat Effendi
Dalam kesempatan tersebut, Rahmat Effendi menceritakan upaya yang dia lakukan pada saat terjadinya penolakan sekelompok masyarakat terkait pembangunan Gereja Katolik Santa Clara.
Saat itu dengan tegas walikota kota bekasi Rahmat Effendi menolak untuk mencabut IMB (Izin Mendirikan Bangunan) Gereja Santa Clara yang menjadi tuntutan sejumlah kelompok tersebut.

Kelompok tersebut menuding pembangunan gereja Santa Clara merupakan salah satu bentuk kristenisasi di kota Bekasi.

Rahmat Effendi juga mengatakan saya menolak dengan tegas saat itu. Saya bilang di depan mereka, lebih baik kepala saya ditembak daripada saya harus mencabut Izin Mendirikan Bangunan (IMB) gereja itu. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) itu sudah sesuai dengan hukum yang berlaku.

Rahmat Effendi menuturkan, selama Rahmat Effendi menjabat sebagai Wali Kota kota Bekasi harus menjadi kota yang damai dan toleran.

Dengan demikian, pemikiran masyarakat soal minoritas dan mayoritas harus dihilangkan.

Rahmat Effendi mengatakan Kota Bekasi harus menjadi damai dan toleran, kota tanpa minoritas dan mayoritas.

Rahmat Effendi menjadi salah seorang dari 3 Wali Kota yang mendapat penghargaan dari Komnas HAM karena dinilai dapat menjaga kebebasan berkeyakinan dan beragama.

Menurut Komnas HAM, Rahmat Effendi telah berhasil menyelesaikan masalah 4 gereja yang sebelumnya ditolak oleh sebagian warga, yakni Gereja Galilea, Gereja Santa Clara, Gereja Manseng dan Gereja Kalamiring.

Selain itu, Rahmat Effendi dianggap mempunyai ketegasan untuk tidak mencabut Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ke4 gereja tersebut karena proses perizinan yang dilakukan telah sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

kata Koordinator desk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan Komnas HAM, Jayadi Damanik mengatakan sikap ini telah membuktikan bahwa keberanian dan ketegasan Walikota kota Bekasi bisa menjadi solusi terhadap sikap intoleran dari sebagian masyarakat.

Sumber : m.tribunnews.com/metropolitan/2017/03/16/wali-kota-bekasi-lebih-baik-kepala-saya-ditembak-daripada-harus-cabut-imb-gereja