Ahok Tinggikan Pajak Berencana Usir Pribumi Secara Perlahan dari Ibukota
Prof. Nazaruddin Sjamsuddin salah seorang Guru Besar ilmu politik mengatakan kaum pribumi di Jakarta pada khususnya dan pada umumnya pada Indonesia akan dibuat tidak betah di Tanahnya mereka sendiri. Etnis Cina dengan kebersamaan dan dana yang kuat memaksa secara perlahan agar kaum pribumi angkat kaki dari negerinya sendiri.
![]() |
Prof. Nazaruddin Sjamsuddin |
Prof. Nazaruddin Sjamsuddin juga mengatakan Seolah-olah ada pemaksaan agar kaum pribumi itu dibuat tidak betah tinggal di Ibukota. Ada juga pemaksaan agar warga kaum pribumi segera angkat kaki dari Tanah Betawi ini.
Salah satu contoh saja yang menguatkan indikasi ini adalah misalnya saja Basuki Tjahja Purnama Gubernur DKI Jakarta menerapkan pajak yang tinggi untuk warga. Jika ada warga yang tidak mampu untuk membayar pajak yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah, maka mau tidak mau ia mengatakan harus angkat kaki dari tempat tinggalnya.
Prof. Nazaruddin Sjamsuddin menyampaikan Sebagai contoh Ini terjadi di daerah Kalibata, Jakarta Selatan, ada apartemen yang dulu pada tahapannya diurus oleh Penduduk kaum pribumi. Ia memiliki 20 unit yang diurusnya itu. Akan tetapi, setelah ada peraturan nilai pajak yang sangat tinggi, kini kaum pribumi tersebut tidak mampu untuk membayar pajak. Dan secara mau tidak mau ia menyerahkannya kepada etnis Cina karena tidak sanggup membayar chargenya.
Di lain hal, tentang peluang Basuki Tjahja Purnama Gubernur DKI Jakarta yang nantinya bisa menjadi Presiden Republik Indonesia, Prof. Nazaruddin Sjamsuddin mengatakan hal demikian bisa saja terlaksana. Apalagi jika etnis Cina lainnya bersatu untuk dapat meraih kursi tersebut, maka kemungkinan jalan itu ada.
Apabila, dilihat dari sudut agama, Prof. Nazaruddin Sjamsuddin mengatakan hal demikian agak sulit terjadi karena di Negara Indonesia memiliki penduduk dengan penganut agama Islam terbanyak.
Prof. Nazaruddin Sjamsuddin menjelaskan Mereka para etnis Cina akan besar. Apalagi jika digabung dengan adanya Teman Ahok dan Teman Hari Tanoe. Belum lagi para etnis Cina yang menguasai hamper semua media, baik media elektronik maupun media cetak. ini secara politik. Namun jika dilihat secara agama tidak akan mungkin.
Sumber : voa-islam